Kedua, Arifin menambahkan bahwa energi fosil khususnya gas, akan tetap menjadi bagian penting dalam transisi energi. Gas akan menjadi energi transisi dan dapat menghasilkan energi baru seperti amonia dan hidrogen.
Implementasi teknologi rendah karbon seperti Capture Capture Storage/Carbon Capture Utilization and Storage (CCS/CCUS) akan mengurangi emisi dan berpotensi meningkatkan produksi minyak dan gas.
"Pengalaman Norwegia yang luas di sektor energi menawarkan pembelajaran dan teknologi berharga yang dapat dibagikan kepada Indonesia. Indonesia terbuka terhadap kemitraan baru dalam praktik energi terbarukan dan energi berkelanjutan," kata Arifin.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Energi Norwegia, Terje Aasland menyampaikan meskipun minyak dan gas telah menjadi landasan kemitraan Indonesia-Norwegia selama hampir 30 tahun, namun pihaknya juga melihat bahwa energi terbarukan sebagai bagian yang semakin penting dari hubungan energi bilateral kedua negara tersebut.
Terje menjelaskan bahwa Norwegia sedang bekerja keras untuk membangun rantai nilai dalam CCS/CCUS offshore, serta ladang angin terapung skala besar.