Kapasitas produksi nominal maksimum adalah 90.000 ton/tahun (struktur sederhana), 35.000 ton/tahun (struktur kompleks). Produk yang dihasilkan digunakan untuk pembangunan proyek migas, seperti pembangunan anjungan di darat, lepas pantai, dan di sektor energi terbarukan.
Arifin menilai, keberadaan PT SIKY mempunyai nilai strategis bagi Indonesia karena ditemukannya cadangan minyak dan gas bumi yang besar seperti di Blok Masela, Blok Andaman, Blok Kutai, dan proyek Carbon Capture Ubadari.
Sebagai bagian dari komitmen meningkatkan kemandirian industri nasional, Arifin berharap PT SIKY dapat meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
"Kami sangat mendorong Saipem untuk memenuhi TKDN semaksimal mungkin dan memanfaatkan peralatan dalam negeri. Hal ini tidak hanya akan mendukung industri lokal tetapi juga akan menciptakan lapangan kerja baru dan memperkuat kapasitas sumber daya manusia kita," jelas Arifin.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan, investasi hulu migas yang masif dan agresif, harus diimbangi dengan kesiapan dari pabrikan untuk memenuhi kebutuhan proyek yang terus meningkat jangan sampai komitmen investasi yang sudah disetujui oleh SKK Migas dan KKKS pada work, program & budget (WPnB) tidak bisa dilaksanakan seluruhnya karena kurang siapnya vendor-vendor yang menyediakan barang/jasa.