IDXChannel - Menteri Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan Timur dikarenakan tekanan penduduk yang sangat besar, masifnya urbanisasi, dan kerusakan lingkungan yang terjadi di Pulau Jawa, khususnya Jakarta.
Bahkan menurutnya, biaya renovasi atau memperbaiki Jakarta untuk menjadi kota yang ideal sebagai wajah ibu kota negara (IKN) jauh lebih mahal ketimbang membangun Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dia menjelaskan, daya dukung Jakarta sebagai ibu kota negara sangatlah terbatas. Mulai dari ketersediaan air baku, penduduk, pengembangan ekonomi, transportasi dan lain-lain.
"Kalau kita ingin improve Jakarta dari segala hal, at all cost jauh lebih mahal daripada mengembangkan IKN Nusantara. Di samping itu, pemerintah Indonesia juga ingin lebih memeratakan pembangunan di seluruh Indonesia,” ujar Basuki dalam pernyataan tertulisnya, Jakarta, yang dikutip pada Sabtu (18/3/2023).
Mengusung konsep Future Smart Forest City, fokus pembangunan IKN Nusantara seluas 256 ribu hektare tersebut, pada tahap awal 2022-2024 ada pada Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) seluas 1.600 ha (25%) dari total luas KIPP sebesar 6.600 ha.
Kemudian sisanya, 5.000 ha akan dipertahankan sebagai area hijau. Hingga saat ini, sekitar 50 proyek konstruksi telah dilaksanakan Kementerian PUPR dengan total biaya Rp62 triliun yang bersumber dari anggaran Pemerintah Indonesia (APBN).
"Sejak 2022, kami telah melaksanakan konstruksi infrastruktur dasar seperti air minum, sanitasi, jalan logistik, kantor kementerian, dan lain-lain. Saat ini progresnya sudah sekitar 20% dengan total sekitar 50 proyek konstruksi," sambung dia.
Menurutnya, dengan konsep Future Smart Forest City, pembangunan benar-benar dikendalikan kualitas, estetika dan keberlanjutan lingkungannya.
(YNA)