"Robusta ini lebih produktif apalagi nanti dikaitkan dengan climate change sehingga sulit memproduksi kopi Arabica yang butuh daerah dingin ketinggian di atas 1.000 kaki. Karena itu saya anjurkan dari sekarang kita perkuat produksi Robusta. Di Lombok ini sangat bisa dikembangkan," jelasnya.
Selain itu, lanjut Menteri Teten, para petani dan pengrajin kopi di Lombok perlu mengembangkan model bisnis kopi melalui korporatisasi petani kopi.
Ia menjelaskan, Untuk memenangkan persaingan dan juga masuk ke dalam rantai pasok industri, petani kopi harus tergabung dalam satu wadah seperti koperasi. Hal ini diperlukan agar skala produksi dan aspek keberlanjutan produksi bisa terjaga. Selain itu dengan bersatu dalam satu wadah akan menjaga iklim usaha UMKM serta akan memudahkan mereka dalam mencari pembiayaan.
"Kalau ini dikonsolidasikan dalam korporatisasi petani akan lebih efisiensi dalam setiap sisi mulai dari pengadaan bibit, pupuk dan sampai logistik. Sebab Kalau kita perorangan itu costnya mahal," tutupnya. (RAMA)