IDXChannel - Indonesia telah memastikan bakal memenuhi target net zero emission (NZE) maksimal pada tahun 2060 mendatang. Untuk menuju ke sana, dibutuhkan investasi yang besar untuk mendorong proyek transisi energi, sehingga diharapkan target yang telah dipatok tersebut benar-benar dapat terealisasi.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai bagian dari proyek transisi tersebut memperkirakan total kebutuhan investasi itu mencapai Rp15 ribu triliun.
"Dari assessment yang telah dilakukan, baik itu dari Kementerian ESDM maupun dari PLN, membutuhkan dana sekitar Rp 51.000 triliun, selama 40 tahun mendatang," ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Senin (28/11/2022).
Dana tersebut, diantaranya, ditujukan untuk penambahan kapasitas terpasang pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 250 Giga Watt (GW). Dengan kebutuhan investasi yang demikian besar, Darmawan berharap industri di dalam negeri dapat terlibat dalam proyek-proyek rendah karbon.
Dengan keterlibatan kalangan industri, menurut Darmawan, maka bakal menciptakan efek berganda (multiplier effect), termasuk juga menambah lapangan kerja baru di daerah yang memproduksi produk-produk energi baru terbarukan (EBT).
"Kami berusaha meningkatkan local content, dan berharap industri dalam negeri dapat mengambil peran dalam proses transisi menuju energi bersih, bukan justru menjadi pangsa pasar produk dari negara lain," tutur Darmawan.
Peningkatan local content tersebut, dilakukan dengan membina perusahaan-perusahaan yang terikat kontrak dengan PLN, sehingga dapat berkomitmen untuk secara bertahap untuk memaksimalkan kandungan lokal yang ada.
"Kami terus bina dan berusaha semaksimal mungkin. Dari semula (target local content) 40 persen, kami sudah berhasil tingkatkan ke 48 persen. Jadi capaian yang ada saat ini terus kita dorong untuk tingkatkan bersama-sama," tegas Darmawan. (TSA)