Direktur PT Bumi Suksesindo, Cahyono Seto yang hadir mewakili di acara tanam mangrove menyampaikan bahwa, aksi ini turut menginspirasi karyawan dan masyarakat untuk peduli terhadap perlindungan alam.
“Selain berkontribusi terhadap lingkungan lewat penanaman bibit mangrove, Grup Merdeka juga membangun kesadaran kolektif para karyawan melalui program konservasi lingkungan berkelanjutan, sehingga menghasilkan aksi nyata yang positif terhadap kelestarian lingkungan sekitar,” ungkap Seto.
Selain lingkungan, langkah inovatif Merdeka yaitu melakukan konservasi mineral dengan pemanfaatan bijih sisa penambangan tembaga untuk mendapatkan nilai tambah, seperti yang dilakukan di PT Batutua Kharisma Permai dan PT Batutua Tembaga Raya (BKP/BTR) tambang Pulau Wetar, Maluku Barat Daya.
Bijih sisa penambangan yang masih mengandung pirit diolah lebih lanjut di pabrik Acid, Iron, Metal (AIM) melalui anak perusahaan PT Merdeka Tsingshan (MTI) yang berlokasi di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Pabrik ini dirancang untuk mengelola bijih sisa pakai dan bijih pirit dari PT BKP/BTR ke pabrik AIM lalu diubah menjadi berbagai produk termasuk asam sulfat, uap jenuh, pelet bijih besi, spons tembaga, hidroksida timbal-seng, emas, dan perak yang nantinya juga berguna dalam nilai rantai bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik berkualitas tinggi. Kemampuannya memproses bijih pirit diperkirakan mencapai lebih dari 1 juta ton. Pabrik AIM merupakan inovasi pertama dan satu – satunya di Indonesia. Pabrik pengolahan AIM sudah masuk tahap commissioning dan beroperasi sejak April 2024.