"Selisih harga minyak goreng curah dan kemasan ini buat warga kecil terasa besar. Sebelum dilarang saja warga dan pedagang sudah susah, apalagi kalau dilarang nanti," ujarnya.
Dia menuturkan, harga minyak goreng kemasan saat ini dibanderol sebesar Rp23 ribu. Hal itu yang membuat warga lebih memilih menggunakan minyak goreng curah ketimbang minyak goreng kemasan.
"Selama saya dagang ini kenaikan harga minyak goreng paling parah, lebih dari Rp 20 ribu per kilogram. Dulu pas lebaran saja harganya paling tinggi hanya Rp 16 ribu per kilogram," tuturnya.
Astuti (40) pemilik warteg di kawasan Ciracas mengeluhkan kenaikan harga minyak goreng kemasan. Dia menilai kenaikan itu tidak manusiawi di tengah pandemi Covid-19 di mana roda perekonomian terasa sulit.
"Karena minyak goreng kemasan harganya mahal jadi saya beralih ke minyak goreng curah. Minyak goreng kan sangat dibutuhkan untuk keperluan masak. Apalagi kaya saya yang memiliki usaha warteg," ujarnya.