Havidh menjelaskan, dalam rangka mencapai 100 persen, pemerintah sudah menghitung sumber daya yang dibutuhkan dari sisi jaringan, pembangkit, dan dari sisi biaya sebagai investasi yang untuk bisa melistriki desa-desa ini.
"Upaya pemenuhan rasio elektrifikasi membutuhkan biaya sebesar Rp22,08 triliun hingga 2025 dengan alokasi pembiayaan sebesar 75,66 persen untuk perluasan jaringan, karena aksesibilitas dan jarak antara sumber energi dengan beban yang cukup jauh," ujarnya.
"Mengingat terdapat lokasi yang sangat sulit untuk dijangkau, turut dianggarkan Alat Penyalur Daya Listrik (APDAL) dan Stasiun Pengisian Energi Listrik (SPEL) pada beberapa titik, khususnya di wilayah Papua," Havidh menambahkan.
Lebih lanjut katanya, upaya peningkatan kualitas dan kuantitas elektrifikasi di Indonesia terus mengalami kemajuan. Pada 2023, realisasi konsumsi listrik per kapita sebesar 1.337 kWh per kapita, mampu memenuhi target yang direncanakan.