"Selaras dengan target Net Zero Emission pada 2060, diproyeksikan pertumbuhan demand (moderat) sebesar 4.500 kWh per kapita yang terdiri dari 88% EBT, sementara 12% nya energi fosil dan CCS," jelas Havidh.
"Selain itu, realisasi Supergrid sebagai kunci transisi energi diharapkan mampu meningkatkan interkoneksi energi antarpulau dan mengatasi ketidakseimbangan bauran energi di Indonesia," sambungnya.
Havidh menambahkan, kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan menjadi hal terpenting dalam mewujudkan hal ini. BUMN, dalam hal ini Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi prioritas pertama Pemegang Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL) di Indonesia.
"Meskipun demikian, kesempatan penyediaan listrik juga diberikan kepada BUMD, swasta, Koperasi, dan swadaya masyarakat di daerah-daerah yang belum teraliri listrik," tukas Havidh.
(FAY)