Kantin Sekolah
Enam tahun berjualan keliling menggunakan gerobak, Sudar memberanikan diri menyewa kios kantin di Madrasah Tsanawiyah (Mts) Riyadhus Sholihin, yang lokasinya masih di Kecamatan Cipayung, dekat tempatnya tinggal.
"Itu sekitar tahun 2000-an. Saya ajukan KUR (Kredit Usaha Rakyat) ke BRI (PT Bank Rakyat Indonesia Tbk), dapat Rp2,5 juta. Lumayan buat buka kantin. Yang jaga istri. Saya tetap (berjualan) keliling," ujar Sudar.
Dari kantin sekolah itulah, 'gurita' bisnis Bakso Malang Cak Sudar kian berkembang pesat. Perlahan namun pasti, satu per satu cabang warung dibuka, dengan juga menambah 'armada' gerobak bakso, agar penjualan bisa semakin maksimal.
Secara total, Sudar mengaku pernah memiliki hingga empat cabang dan 12 gerobak Bakso Malang yang aktif berjualan secara bersamaan. Selain di kantin sekolah, Cak Sudar juga membuka cabang di daerah Pasir Putih, warung berupa ruko di Stasiun Citayam dan kedai di Jl. Al-Ittihad, tempatnya kini berjualan.
"Dulu bisa dapat sampai Rp5 juta per hari. Itu minimal, kalau lagi sepi. Kalau lagi rame bisa lebih lagi. Karyawan ada 12 yang (berjualan) keliling, plus juga yang ada di warung," tutur Sudar, bangga.