Dia mengatakan, particulate Matter (PM) dapat mengurangi visibilitas (menyebabkan kabut).
PM bervariasi secara signifikan dalam bentuk, ukuran dan komposisi kimia. Partikel penyebab kabut secara langsung terlepas ke udara seperti debu yang tertiup angin dan jelaga.
“Sangat penting untuk memahami jenis pencemaran yang menyebabkan langit tidak cerah dan sumber sumber utamanya dalam menentukan solusi bagi pencemaran udara Jakarta,” jelasnya.
Sementara, Kajian Departemen Teknik Lingkungan ITB menunjukkan bahawa polutan pencemaran Particulate Matter (PM2.5) bersumber dari sektor transportasi, sektor industri, sektor pembangkitan, dan sektor rumah-tangga, dengan kontribusi masing masing sebesar 46 persen, 43 persen, 9 persen, dan 2 persen.
Dan untuk polutan pencemaran NOx di Jakarta bersumber dari adalah sektor transportasi, pembangkitan, industri, dan perumahan dengan kontribusi masing-masing berturut turut adalah 57 persen , 24 persen , 15 persen dan 4 persen.