sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mulai Pensiunkan PLTU pada 2030, PLN Konversi ke Biomassa

Economics editor Oktiani Endarwati
01/11/2021 11:42 WIB
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) masih mendominasi sistem pembangkitan PLN dengan kontribusi sekitar 68%.
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) masih mendominasi sistem pembangkitan PLN dengan kontribusi sekitar 68%.  (Foto: MNC Media)
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) masih mendominasi sistem pembangkitan PLN dengan kontribusi sekitar 68%. (Foto: MNC Media)

Hingga 2025, Zulkifli menargetkan program co-firing dapat berjalan di 52 lokasi PLTU dengan kapasitas 10,6 giga watt (GW) dan kebutuhan pelet biomassa sebanyak 9 juta ton per tahun.

Tak hanya itu saja, PLN juga sudah menyiapkan skenario carbon capture, utilization, and storage (CCUS) yang dalam roadmap akan mulai diterapkan setelah 2035. Dari sisi investasi, penerapan teknologi CCUS memang masih perlu dikaji lebih mendalam. Namun, investasi yang dibutuhkan diperkirakan masih memungkinkan untuk diterapkan pada pembangkit PLN yang masih layak beroperasi.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini optimistis, seiring dengan perkembangan teknologi, biaya yang dibutuhkan untuk penerapan CCUS akan semakin murah. Ketika investasi CCUS sudah terjangkau, skenario ini dapat mempertahankan penggunaan batu bara pada volume tertentu hingga 2060.

"Penggunaan batu bara akan tumbuh sampai 2030, tapi dengan CCUS yang kemudian bisa pertahankan penggunaan batu bara sekitar 150 TWh. Tapi secara bauran energi akan turun, karena porsinya tetap akan banyak energi terbarukan yang digunakan," katanya melalui siaran pers, Senin (1/11/2021).

Pada masa tersebut, PLN memproyeksikan teknologi penyimpanan listrik dalam bentuk baterai berukuran besar akan semakin efisien dan bermanfaat dalam pengelolaan listrik di Indonesia, terutama di sistim yang isolated atau off-grid. Dengan begitu, secara ekonomi, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan Pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) akan lebih menguntungkan dibanding PLTU.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement