"Ini saya jujur ya, kapasitas saya sebagai anggota dewan dan sebagai emak-emak. Kami di rumah saja punya kompor listrik, tetapi tak bisa lepas dari yang gas, karena masakan Indonesia ya beda, bukan masakan orang bule yang pancinya seukuran gitu saja," jelasnya.
Mulan mengingatkan, Komisi VII DPR sebenarnya sudah membahas ihwal program kompor listrik ini dengan Kementerian ESDM. Dalam rapat, menyepakati bahwa program tersebut perlu dikaji ulang.
Kini, program distribusi kompor listrik mulai digulirkan dan harganya mencapai Rp1,5 juta per unit.
"Menurut saya konversi dari kompor gas ke kompor induksi ini seperti menyelesaikan masalah dengan masalah baru. Konversi gas 3 kg ke induksi jadi persoalan ibu-ibu. Kami tahu Kemenperin hanya menjalankan mandat yang ditugaskan. Ini urusan PLN. Saya melihat ini terlalu terburu-buru,” kata legislator Dapil Jabar XI itu.
Sebagaimana diketahui, Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) Darmawan Prasodjo mengatakan, masyarakat tak perlu khawatir untuk melakukan peralihan atau konversi LPG 3 kilogram ke kompor induksi atau kompor listrik.