IDXChannel - Menurut dokumen Nationally Determined Contributions (NDC) disebutkan bahwa energi fosil akan menjadi penyumbang emisi terbesar pada tahun 2030 yakni mencapai 58%. Dokumen juga mengatakan langkah transformasional untuk bertransisi energi perlu dilakukan seiring semakin kritisya kenaikan suhu bumi.
Terkait hal tersebut, Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai bahwa mengandalkan sepenuhnya sistem energi Indonesia pada energi terbarukan merupakan solusi yang tepat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Langkah transformasional untuk bertransisi energi tersebut perlu dilakukan tahun ini seiring dengan semakin kritisnya kenaikan suhu bumi.
Dalam laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) terbaru telah memberikan pemahaman mendalam mengenai fenomena perubahan iklim. Laporan tersebut bahkan memprediksi bila negara di dunia tidak menerapkan langkah yang ambisius dalam memitigasi perubahan iklim maka kenaikan suhu bumi melebihi 1,5 derajat Celcius akan berlangsung hanya dalam dua dekade mendatang. Pada 2080-2100, kenaikan temperatur rata-rata bumi bahkan dapat mencapai 3,3-5,7 derajat Celcius.
Laporan tersebut lebih lanjut menjelaskan dampak cuaca ekstrim yang akan lebih sering terjadi ketika temperatur rata-rata bumi naik melebihi 1,5 derajat Celcius seperti hujan lebat, kekeringan, dan heatwave. Beberapa perubahan tersebut tidak bisa diperbaiki (irreversible).