sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kementerian ESDM Ungkap Upaya Strategis Pemerintah Kelola Energi di Tengah Konflik

Economics editor Nia Deviyana
01/05/2024 13:00 WIB
Pemerintah Indonesia turut menyoroti konflik Timur Tengah yang berkepanjangan berimbas pada ketahanan energi global. 
Kementerian ESDM Ungkap Upaya Strategis Pemerintah Kelola Energi di Tengah Konflik. Foto: MNC Media.
Kementerian ESDM Ungkap Upaya Strategis Pemerintah Kelola Energi di Tengah Konflik. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Pemerintah Indonesia turut menyoroti konflik Timur Tengah yang berkepanjangan berimbas pada ketahanan energi global. Adanya volatilitas (volatility), ketidakpastian (uncertainty), komplesitas (complexity), dan ambiguitas (ambiguity) ekonomi turut memengaruhi perkembangan penawaran (supply), permintaan (demand), dan harga minyak mentah global atau VUCA.

"Dilihat situasi belakangan ini, adanya konflik middle east mengganggu (pergerakan) harga. Apalagi demand global juga mengalami kelemahan. Ini harus yang kita memecahkan solusi terhadap VUCA," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi dalam Forum BUMN, dikutip Rabu (1/5/2024).

Agus menjelaskan pengelolaan energi di Indonesia yang masih memberikan porsi energi fosil lebih besar mengakibatkan pemerintah harus bekerja keras mengatur mekanisme pemanfaatan dan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM). 

"Saat ini kami menjaga agar pasokan BBM ada. Kita akui masih terpapar suplai minyak mentah kita banyak bergantung pada impor," tambahnya.

Sejalan dengan target Emisi Nol Bersih atau Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat, pemerintah masih menempatkan energi fosil sebagai transisi untuk pemenuhan kebutuhan energi primer sebelum sepenuhnya beralih ke energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan. 

"Di masa transisi ini kita memang masih membutuhkan. Alhamdulillah kita masih memiliki reserve (cadangan) dan produksi yang cukup," jelas Agus.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, saat ini produksi minyak bumi Indonesia adalah 605.723 Barrel Oil Per Day (BOPD) dan gas bumi sebesar 6.630 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD). 

Sementara jumlah cadangan minyak bumi sebesar 2.413,2 Million Barrels of Oil (MMBO) dan cadangan gas bumi adalah 35,30 Triliun Cubic Feet (TCF.) Untuk reserve to production ratio minyak bumi adalah 10,92 persen dan serve to production ratio gas bumi adalah 14,59 persen.

"Ini tantangan buat korporasi untuk melakukan eksplorasi dan PT Pertamina sendiri udah mengelola sebagian besar blok-blok strategis migas untuk berkolaborasi dengan global oil company," ungkap Agus.

Masa Depan EBT

Kendati begitu, pemerintah terus mengoptimalkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai modal ketahanan energi di masa mendatang. Salah satu fokus yang diambil adalah mengonversi sumber EBT menjadi dasar energi elektrifikasi. 

"Ini memudahkan kita untuk mengatur energi primer. Kita tahu mengangkut, menyambung, mengirim listrik lebih mudah dibandingkan energi lainnya. Ini modal besar," ungkap Agus.

Selain elektrifikasi melalui penggunaan kompor induksi hingga kendaraan listrik, moratorium pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan pensiun dini juga dianggap penting untuk mempercepat transisi energi menuju NZE. 

Adapula implementasi teknologi ekuifier energi fosil, seperti Carbon Capture Storage (CCS), hidrogen dan amonia sampai penerapan efisiensi energi.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement