IDXChannel - Pemerintah melalui Kementerian ESDM mendorong optimalisasi pemanfaatan bioenergi untuk mencapai target kontribusi energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi primer sebesar 23% di tahun 2025. Sebagai salah satu sumber utama EBT, bioenergi memiliki peluang besar untuk menggantikan porsi energi fosil.
Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengatakan, bioenergi dapat dimanfaatkan untuk beragam kebutuhan baik di sektor kelistrikan, transportasi, industri, maupun kebutuhan energi di tingkat rumah tangga. Namun, pengembangan bioenergi membutuhkan kepastian dari beragam aspek, termasuk inovasi teknologi dan ketersediaan pembiayaan.
"Kita menyadari tantangan pembiayaan EBT di Indonesia masih cukup banyak, seperti tarifnya yang sampai dengan saat ini dianggap belum mencerminkan keekonomian, sehingga investasi EBT dianggap kurang menarik dan mempunyai risiko tinggi. Hal ini yang kita harapkan bisa dijembatani dengan adanya Perpres (terkait) EBT, mudah-mudahan bisa keluar dalam waktu dekat ini," ujar Feby dalam keterangan tertulis, Jumat (6/8/2021).
Selain itu, Kementerian ESDM juga bekerja sama dengan Deutsche Gesselschaft für Internationalle Zusammenarbeit (GIZ) mendorong dan mempromosikan akses pembiayaan untuk pengembangan inovasi pemanfaatan bioenergi. GIZ merupakan perpanjangan tangan dari Kementerian Lingkungan Hidup, Konservasi Alam dan Keamanan Nuklir Pemerintah Jerman (BMU).
Salah satu pengembang proyek bioenergi Growth Steel Group (GSG) yang diwakili oleh Duncan Kuncara, menyatakan bahwa pihaknya mendapatkan dukungan pembiayaan dari perbankan untuk pengembangan sejumlah pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBM).