Sejumlah data ekonomi dari negeri ekonomi terbesar kedua dunia tersebut masih menunjukkan tekanan lanjutan.
Teranyar, data menunjukkan bahwa pinjaman bank baru di China anjlok 89 persen pada Juli dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Kondisi ini memperburuk kekhawatiran pasar tentang ekonomi negara tersebut yang goyah.
Sektor properti menjadi penyebab guncangan terhadap ekonomi China di mana pengembang top negara tersebut, yakni China Country Garden melewatkan pembayaran utang obligasi berdenominasi dolar minggu lalu.
Perusahaan ini juga dilaporkan menangguhkan perdagangan 11 obligasi dalam negeri pada Senin (14/8/2023).
Tak hanya itu, perekonomian China tergelincir ke dalam deflasi karena harga konsumen turun pada bulan Juli untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun.
Indeks harga konsumen resmi, ukuran inflasi yang digunakan pemerintah, turun 0,3 persen secara tahunan.
Analis mengatakan kondisi ini menyebabkan tekanan pada pemerintah untuk menghidupkan kembali permintaan di ekonomi terbesar kedua dunia tersebut.
Tak hanya itu, data impor dan ekspor China yang lemah juga membuat banyak pasar bergejolak khawatir tertekan lemahnya permintaan dari negeri Tirai Bambu tersebut. (ADF)