IDXChannel - Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada Kuartal III-2025 defisit USD6,4 miliar. Angka tersebut sedikit lebih rendah dari Kuartal sebelumnya sebesar USD6,7 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, mengatakan defisit NPI seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
"Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait, guna memperkuat ketahanan sektor eksternal. Kinerja NPI 2025 diprakirakan tetap berdaya tahan ditopang oleh surplus neraca perdagangan nonmigas dan arus masuk penanaman modal asing yang diprakirakan terus berlanjut," ujarnya dalam siaran pers, Kamis (20/11/2025).
Sementara itu, posisi cadangan devisa pada akhir September 2025 tetap tinggi sebesar USD148,7 miliar atau setara dengan pembiayaan 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Perkembangan positif juga terjadi pada transaksi berjalan di mana pada Kuartal III-2025, transaksi berjalan mencatat surplus sebesar USD4,0 miliar dolar AS (1,1 persen dari PDB), meningkat dibandingkan dengan defisit USD2,7 miliar (0,8 persen dari PDB) pada Kuartal II-2025.
Surplus neraca perdagangan barang meningkat, disumbang teruNeraca Pembayaran Indonesia Defisit USD6,4 miliar di Kuartal III-2025tama oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas. Defisit neraca jasa menurun seiring kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Selain itu, neraca pendapatan primer mencatat defisit yang lebih rendah disebabkan oleh penurunan pembayaran imbal hasil investasi asing seiring dengan telah berlalunya periode pembayaran dividen dan bunga/kupon. Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas meningkat sejalan dengan kenaikan harga minyak global.
Sementara itu, investasi langsung tetap membukukan surplus sebagai cerminan dari terjaganya persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian dan iklim investasi domestik. Investasi portofolio mencatat defisit terutama didorong oleh aliran keluar modal asing dalam bentuk surat utang.
Namun, investasi lainnya juga mencatat defisit dipengaruhi terutama oleh kenaikan pembayaran pinjaman sektor swasta. Dengan perkembangan tersebut, transaksi modal dan finansial pada Kuartal III-2025 mencatat defisit sebesar USD8,1 miliar.
(NIA DEVIYANA)