sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Neraca Transaksi Negatif hingga Pelemahan Ekspor, Intip Kondisi Ekonomi RI Jelang Semester II-2024

Economics editor Maulina Ulfa
20/05/2024 17:01 WIB
Teranyar, Bank Indonesia (BI) menyampaikan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I-2024 mencatat defisit USD2,16 miliar (0,6 persen dari PDB).
Neraca Transaksi Negatif hingga Pelemahan Ekspor, Intip Kondisi Ekonomi RI Jelang Semester II-2024. (Foto: Freepik)
Neraca Transaksi Negatif hingga Pelemahan Ekspor, Intip Kondisi Ekonomi RI Jelang Semester II-2024. (Foto: Freepik)

Di tengah seretnya posisi keuangan RI, realisasi pendapatan APBN hanya mencapai Rp493,2 triliun per 15 Maret 2024. Angka ini setara dengan 17,6 persen dari target pendapatan 2024 yang sebesar Rp2.802,3 triliun, terkontraksi 5,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (yoy).

Rancangan APBN tahun 2025 juga memprediksi pertumbuhan ekonomi akan melambat tahun depan di kisaran 5,1 persen-5,5 persen, lebih rendah dibanding proyeksi sebelumnya antara 5,3 persen-5,6 persen.

Pertumbuhan ekonomi yang meningkat pada kuartal I-2024 didukung oleh permintaan domestik yang lebih tinggi. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,91 persen (yoy) seiring dengan pelaksanaan Pemilu 2024, hari libur nasional, dan cuti bersama. 

Sementara inflasi diproyeksikan di kisaran 1,5 persen-3,5 persen dan pergerakan rupiah tahun depan di rentang Rp15.300-Rp16.000/USD.

"Kita patut bersyukur di tengah berbagai guncangan yang kita hadapi. Ketahanan ekonomi Indonesia terjaga," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna ke-17 masa persidangan V tahun sidang 2023-2024, Senin (20/5/2024).

Dari indikator minat asing terhadap pasar obligasi Indonesia, data BI mencatat berdasarkan data transaksi 13 – 16 Mei 2024, nonresiden alias asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp22,06 triliun terdiri dari beli neto Rp5,30 triliun di pasar SBN, jual neto Rp2,40 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp19,17 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Namun, sepanjang 2024, berdasarkan data hingga 16 Mei 2024, nonresiden jual neto Rp42,27 triliun di pasar SBN, jual neto Rp2,05 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp53,18 triliun di SRBI.

Porsi kepemilikan SBN alias utang juga masih didominasi oleh BI dengan porsi kepemilikan mencapai 23,10 persen, diikuti oleh perbankan sebesar 22,23 persen. Sementara asing hanya memiliki porsi kepemilikan SBN sebesar 14,04 persen.

Ini mencerminkan BI mendominasi pasar utang domestik ketimbang investor di luar bank sentral. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement