Dia mengaku, masih mereview beberapa BUMN yang sudah terdaftar di bursa saham. Langkah ini menjadi tanggung jawab pemegang saham kepada investor dan masyarakat bahwa perseroan yang melakukan IPO adalah mereka yang kuat bisnisnya.
"Perusahaan yang di go publikan, hanya sekadar listing, saya tidak mau. Kalau bukan meng-go publikan sebuah perusahaan, itu benar-benar perusahaan yang besar, sehat, dan bisa bisa menjadi tanggung jawab orang berinvestasi, bukan hanya listing gaya-gayaan," ungkap dia.
Menurutnya, perubahan tatanan dunia dengan berbagai implikasinya mempengaruhi kinerja emiten di pasar modal. Ini menjadi salah satu alasan pemegang saham dalam mempertimbangkan BUMN yang berencana go publik. (TYO)