IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat literasi dan inklusi di pasar modal tak berjalan beriringan. Itu karena inklusi keuangan meningkat, namun literasinya justru menurun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengatakan inklusi naiknya sangat signifikan dari tahun 2019 sebesar 1,5%, meningkat menjadi 5,19%.
"Ini lompatan yang sangat luar biasa, fenomenanya sejalan dengan jumlah investor di pasar modal yang ada di data KSEI yang saat ini sudah 10 juta investor," ujar Kiki dalam segmen Market Buzz Power Breakfast IDX, Selasa (7/2/2023).
Namun demikian, berbeda dengan inklusi, tingkat literasi masih belum tinggi karena OJK melihat ada sedikit penurunan dari 4,92% menjadi 4,11%.
"Nah ini harus menjadi perhatian kita semua, jangan sampai anak-anak muda sekarang kalau kita lihat datanya dari 10 juta investor di pasar modal ini 81% adalah generasi milenial," kata Kiki.
OJK mencatat, investor pasar modal saat ini didominasi generasi milenial dan gen Z dengan total nilai aset Rp196 triliun.
Menurut Kiki, hal tersebut cukup bagus dan menggembirakan, tetapi jika tidak dibarengi dengan tingkat literasi yang memadai atau juga meningkat seiring dengan pertumbuhan inklusinya, ini cukup riskan.
"Dia pun mengatakan jangan sampai para investor muda itu yang memulai investasi saat ini tidak sustain pertumbuhannya. “Karena itu ayo sama-sama semua pihak ya OJK pasti akan bersama-sama stakeholder di pasar modal untuk bersama-sama mengejar indeks literasi di pasar modal semakin meningkat selain inklusi," pungkasnya.
(FRI)