Khofifah mengakui perlu adanya penambahan jumlah laboratorium dan alat yang dapat meneliti sampel Covid-19 yang berpotensi Omicron, di daerah-daerah di luar Surabaya. Hal ini demi memudahkan percepatan pengetesan dan pendeteksian dini untuk mencegah penyebarannya.
"Berikutnya adalah kebutuhan kita terhadap lab ini memang kita sudah lakukan koordinasi dengan beberapa pihak, kita memang membutuhkan support untuk membutuhkan lab (laboratorium) di luar dua itu," jelasnya.
Dirinya mengaku telah mengajukan permintaan ke Kemenkes Republik Indonesia, dan kini tengah menunggu sejumlah sarana prasarana penunjang laboratorium pendeteksian Covid-19 Omicron, mulai reagen SGTF (S Gen Target Failure) yang merupakan skrinning sampel, hingga beberapa alat lain yang sudah disampaikan ke Kemenkes.
"Reagen kita menunggu, ada reagen STGF yang itu PCFR bisa mengidentifikasi vacrian omicron. Jadi beberapa alkes, lab (laboratorium), reagen juga kita sedang menunggu. Kemenkes sedang melakukan pengadaan reagen untuk bisa melakukan deteksi varian Omicron," tandasnya.
Sebagai informasi, hingga Minggu pagi di Jawa Timur terdapat sebanyak 8 kasus Covid-19 Omicron yang sudah terdeteksi melalui hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) dari Institut of Tropical Disease (ITS) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Dari delapan orang tersebut tiga orang merupakan pasien Omicron yang masih berusia anak di bawah usia 5 tahun.