Meski begitu, Dahlan melihat perkara lain bila Garuda dipailitkan. Pasalnya, selama ini Pertamina terus-menerus mengirim bahan bakar kepada Garuda. Transaksi ini membuat perusahaan negara di sektor energi itu mencatat kerugian.
"Betapa ruginya Pertamina di transaksinya dengan Garuda atau Pertamina menjual bahan bakar ke Garuda dengan harga lebih mahal, memasukkan risiko ke dalam harga? Tentu hanya Pertamina dan Garuda yang tahu," katanya.
Pertamina, kata dia, seyogyanya memiliki bukti perintah dari pemegang saham secara tertulis sebagai dokumen keuangan. Bukti tersebut dapat digunakan Pertamina untuk menagih utang ke pemerintah apabila Garuda ditutup.
Di lain sisi, dia pun mengaitkan bahan bakar yang didistribusikan Pertamina kepada Garuda dengan opsi Pelita Air Service (PAS) sebagai opsi penggantinya.
"Soal bahan bakar itulah, menurut pendapat saya, salah satu pertimbangan mengapa nama Pelita muncul sebagai calon pengganti Garuda," ungkap Dahlan.
(IND)