Sementara itu, delapan subsektor industri yang mengalami kenaikan status produksi dari kontraksi Agustus 2025 menjadi ekspansif pada September 2025.
Kedelapan subsektor tersebut, yaitu industri pengolahan tembakau, industri, kulit, barang dari kulit dan alas kaki, industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur), serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia.
Selanjutnya, industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional, industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer, industri alat angkutan lainnya, serta industri furnitur.
Perlambatan IKI ikut dipengaruhi oleh turunnya indeks variabel pesanan dan persediaan produk, meskipun masih dalam zona ekspansi.
Variabel pesanan berada di level 53,79, didorong permintaan domestik yang relatif stabil, meskipun turun 3,59 poin dibanding Agustus 2025 sebesar 57,38.
Sedangkan variabel persediaan produk turun 1,18 poin menjadi 55,86 pada September 2025, masih berada pada zona ekspansi mencerminkan terserapnya stok dengan meningkatnya pesanan.
Sementara itu, meskipun mengalami peningkatan sebesar 5,01 poin, namun produksi masih dalam zona kontraksi yaitu 49,85.
(NIA DEVIYANA)