Di tengah kondisi ini, ekspor jasa diharapkan mendapat manfaat dari pemulihan pariwisata yang berkelanjutan, sementara harga komoditas yang lebih rendah dan pertumbuhan global yang lebih lemah akan menghambat ekspor barang.
Pendapatan pemerintah sebagai bagian dari PDB diperkirakan akan meningkat seiring dengan terwujudnya dampak reformasi perpajakan, sementara belanja pemerintah diperkirakan akan secara bertahap kembali ke tingkat sebelum pandemi.
Meski demikian, Bank Dunia mewanti-wanti perekonomian Indonesia belum sepenuhnya pulih ke kondisi sebelum pandemi. Hal ini mencerminkan dampak buruk dari pandemi ini, termasuk pada pasar tenaga kerja dan pertumbuhan produktivitas.
Prospek perekonomian secara keseluruhan mempunyai risiko-risiko negatif, terutama yang berasal dari faktor eksternal. Di antaranya suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama di negara-negara besar dapat membebani permintaan global, meningkatkan biaya pinjaman, dan mempersulit peminjaman di pasar dunia. Selain itu, ketidakpastian geopolitik global dapat mengganggu rantai nilai ekonomi dunia.
- LPEM UI
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) memproyeksikan, iklim politik dan kondisi moneter global akan menjadi dua tema utama yang akan mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia di 2024.