Silmy berharap melalui IBF 2022 dapat memberikan sinergi dari seluruh stakeholder dan juga merumuskan kebijakan pengembangan industri baja nasional.
Ditempat yang sama, Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid menyampaikan kontribusi ekspor besi dan baja masuk lima besar komoditas utama. Permintaan domestik dan ekspor besi baja meningkat seiring pemulihan perekonomian nasional pasca pandemi Covid-19.
"Peluang pasar domestik yang besar, seiring dengan instruksi presiden tentang pelarangan belanja impor terhadap produk yang bisa diproduksi di dalam negeri dan pengoptimalan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) pada lintas sektor," kata Arsjad.
Arsjad juga menyampaikan bahwa daya saing Infrastruktur Indonesia secara global saat ini berada pada posisi ke-55 atau mengalami peningkatan dari posisi ke-57 pada 2021.
Oleh karena itu, IBF 2022 ini menjadi ajang bagi industri baja untuk dapat menjadi bagian dari setiap pembangunan di Indonesia.
"Dan itu yang harus menjadi fokus kita bersama untuk memastikan produk Indonesia menjadi bagian dari pembangunan Indonesia," pungkasnya. (NIA)