"Hari ini bersama Bapak Presiden melihat langsung panen padi. Petani kita masih bisa tanam dan panen. Total luasan panen yang ada di Subang mencapai 500 hektar. Kita juga melihat kiprah PT Sang Hyang Seri (SHS) sebagai BUMN yang fokus di benih bibit unggul. Ke depannya kita terus dorong ekosistem budidaya pertanian yang sifatnya end to end," kata Arief.
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional/National Food Agency (NFA) ini juga mengungkapkan bahwa pada lokasi yang tidak jauh dari lokasi panen bersama Presiden hari ini, NFA bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian BUMN, dan pelaku usaha sektor pangan telah memprakarsai pilot project budidaya pertanian berbasis bibit unggul sejak Juli lalu.
"Di Juli lalu, kami menggagas suatu project pilot pada Demonstration Area (Dem Area) seluas 47,25 hektar. Itu berlokasi di lahan SHS. Disana telah ditanami padi bibit unggul berbagai varietas dan teknologi tanam tertentu. Secara umum, kita optimis taksiran panennya mencapai 7 ton per hektar. Selanjutnya hasil panen akan langsung diserap oleh Perum Bulog sebagai offtaker," kata Arief.
Nantinya skema closed loop seperti ini akan dilakukan replikasi pembudidayaan secara luas dan masif ke berbagai daerah.
Arief meyakini skema pengadaan beras sejak on farm merupakan salah satu strategi yang tepat dalam pemenuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang berbasis produksi dalam negeri.