“Iya memang ada pakai dirham dan dinar. Tapi, kami juga terima rupiah. Bahkan kalau memang benar-benar tidak ada uang ya bisa pakai beras untuk barternya, ”katanya.
Hal itu dibenarkan oleh Anto, salah satu pedagang di komunitas tersebut. Sistem barter masih mereka gunakan untuk transaksi. Sedangkan untuk uang dirham juga bisa digunakan. Untuk madu yang dia jual misalnya dipatok harga 2 dirham atau setara Rp150 ribu.
“Ya gitu barter. Itu (dirham) kalau yang bisa (punya) saja. Yang ngga bisa pakai barter ya, ”ucapnya.
Di Pasar Muamalah dijual aneka kebutuhan, mulai dari madu hingga sembako. Untuk madu yang dijual terdiri dari jenis akasia, trigona dan lainnya. Pasar tersebut biasanya hadir tiap hari Minggu, namun tidak tetap. “Minggu. Sebulan gak nentu juga. Ada madu, roti. Pada umumnya kebutuhan pokok kayak beras minyak goreng, sabun, ”sebut Anto.
Penjual berasal dari mana saja karena tidak ada syarat khusus dan uang sewa untuk berjualan di sini.