Namun penerus Obama, Donald Trump, dengan tajam mengkritik catatan HAM Kuba, dan pada tahun 2017, AS kembali memberikan suara menentang resolusi tersebut, dan hal tersebut terus berlanjut sejak saat itu.
Sehubungan dengan pemilu presiden AS yang akan digelar minggu depan, menteri Kuba tersebut mengatakan pemenangnya akan memiliki kesempatan untuk memutuskan apakah akan melanjutkan “tindakan pengekangan yang tidak manusiawi dalam enam dekade terakhir ini” atau memenuhi keinginan semakin banyak orang Amerika dan sebagian besar negara di dunia “dan membiarkan kita mengembangkan potensi dan kemampuan yang sebenarnya.”
(Dian Kusumo Hapsari)