IDXChannel - Sejumlah pedahang di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan mengeluhkan tidak meratanya penyaluran minyak goreng dari distributor. Alhasil, sebagian besar belum mendapat pasokan, sehingga membuat mereka terpaksa menjual minyak goreng stok lama dengan harga di atas harga eceran tertinggi saat ini.
Sampai Senin (7/2) pagi minyak goreng masih menjadi salah satu jenis sembako yang dicari, baik oleh masyarakat maupun pengecer minyak goreng di pasar tradisional kota Pelaihari. Di pasar minyak goreng hanya ada di toko-toko besar dan dijual Rp14.000 per liter.
Bagi pedagang eceran yang ingin menjual minyak goreng terpaksa membeli ke toko-toko besar tersebut, sudah tentu saat dijual kembali harganya menjadi Rp15.000 per liter. Pedagang eceran mengaku sejak diumumkan minyak satu harga, tidak lagi mendapatkan pasokan dari sales-sales yang biasa masuk pasar menawarkan produk mereka.
“Sejak diumumkan satu harga, kami tidak pernah mendapatkan pasokan dari sales,” kata Mama Aulia, salah seorang pedagang eceran sembako di Pasar Manunggal Berseri Pelaihari.
“Sales memilih menyuplai minyak goreng ke pedagang besar yang ada di sekitar Pasar Tradisional Tapandang Berseri,” tambah Mama Aulia.
Padahal menurut Mama Aulia para sales tersebut saat harga normal banyak yang mengemis-ngemis untuk menitipkan barangnya di kios mereka. Akibat belum ada pasokan beberapa pedagang yang memiliki stok minyak goreng, terpaksa menjual minyak goreng dengan harga lama.
Safaah pedagang eceran lainnya membenarkan saat ini ia masih memiliki beberapa minyak goreng stok lama dengan harga jual Rp20.000 per liter.
“Karena tidak ditarik dan saat beli harganya mahal, terpaksa saya tetap menjual dengan harga lama,” ujar Safaah.
Tidak lancarnya distribusi minyak goreng di Tanah Laut juga terlhat di minimarket modern seperti Alfamart dan Indomaret, saat ini di kedua minimarket itu sudah empat hari rak pajangan minyak goreng terlihat kosong. (TYO)