Dia mencontohkan pakaian gamis yang ia jual secara offline di harga Rp100 ribu, namun di platform TikTok Shop barang sejenis harganya hanya Rp39 ribu.
Anton mengaku heran harga di TikTok Shop bisa sangat murah, padahal bahan pakaian yang dijual kualitasnya sama dengan yang ia jajakan di tokonya. Anton mengaku kesulitan jika harus bersaing dengan harga yang sangat murah tersebut.
"Kalau kami bikin sendiri juga tidak masuk harganya, kenapa di online bisa Rp39 ribu. Itu tak masuk di akal," ujar Anton.
Ia meminta kepada pemerintah untuk bersikap tegas dan mencari solusi terbaik agar para pedagang di pasar seperti dirinya tidak semakin dirugikan. "Minta tolong ke pak menteri online shop TikTok berpengaruh banget buat pedagang di sini (Pasar Tanah Abang)," tuturnya.
Pedagang lain bernama Anggi menyebut omzet penjualannya berkurang hingga mencapai 90 persen. "Para pedagang itu keluhkan omzet berkurang sampai 80-90 persen. Biasanya saya Rp40-50 juta, sekarang Rp1 juta aja sulit," ungkapnya.
Padahal menurutnya, para pedagang sudah banting harga untuk mengimbangi harga murah yang ada di platform-platform belanja online. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil.
“Pokoknya sedih banget miris banget di Tanah Abang. Enggak ngerti juga bisa banting harga serendah itu. Kita sudah banting harga juga enggak laris-laris," keluhnya.
(FRI)