Lilil menjelaskan, hingga 2022 industri semen indonesia telah berhasil menjalankan penurunan emisi sebesar 12,9 persen dibandingkan baseline 2010.
"ASI bekerja sama dengan Kemenperin (Kementerian Perindustrian) telah merancang roadmap dekarbonisasi untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2050. Artinya, kita masih memiliki ruang besar untuk berinovasi pada dekarbonisasi," tutur Lilik.
Sementara, Direktur Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian Non-Logam Kemenperin, Putu Nadi Astuti, menyatakan bahwa Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif dengan kontribusi dari industri non-migas dan manufaktur di tengah lanskap bisnis yang penuh tantangan.
Menurut Putu, industri semen Indonesia juga harus mendorong upaya-upaya keberlanjutan untuk meningkatkan daya saing di pasar regional dan global, terutama inisiatif dekarbonisasi proses produksi dan menghadirkan produk ramah lingkungan (green cement) agar terus tumbuh.
"Kemenperin mendukung upaya-upaya ini sebagai langkah penanganan dampak perubahan iklim dengan mengembangkan regulasi untuk percepatan pencapaian Net Zero Emission (NZE) dari sektor industri," ujar Putu.