sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pelita dan Citilink Masuk Jadi Anggota BUMN Holding Aviata

Economics editor Suparjo Ramalan
13/12/2021 18:21 WIB
PT Pelita Air Service dan PT Citilink Indonesia dipastikan masuk dalam holding BUMN Aviata.
Pelita dan Citilink Masuk Jadi Anggota BUMN Holding Aviata (FOTO: MNC Media)
Pelita dan Citilink Masuk Jadi Anggota BUMN Holding Aviata (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - PT Pelita Air Service dan PT Citilink Indonesia dipastikan masuk dalam holding BUMN Aviata. Saat ini, perusahaan yang sudah menjadi anggota holding diantaranya PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (Persero), PT Sarinah (Persero).

"Semua prinsip Kementerian BUMN itu kan sangat jelas, mengkonsolidasikan seluruh industri yang sama. Industri aviasi, airport, dan lain-lain. jangan lihat perusahaannya. Begitu juga hotel kan, ownership-nya kan banyak, Pertamina, Adhi Karya, dan lain-lain  tapi kita lihat core bisnis kan hotel. Ini yang disatukan, apapun yang berhubungan dengan itu, pasti akan masuk," ujar Dony saat ditemui di kawasan Hotel Sari Pacific, Senin (13/12/2021).

Dony memastikan proses Inbreng akan dilakukan secara bersamaan. Saat ini proses administrasi dan keuangan perusahaan-perusahaan pelat merah itu tengah digodok. 

Khusus Garuda Indonesia, lanjut Dony, akan menjadi anggota holding setelah restrukturisasi utang selesai. Menurutnya, kontraksi keuangan dan utang emiten dengan kode saham GIAA itu akan memberikan dampak buruk bagi anggota holding lain, bila pemegang saham memaksakan diri memasukan Garuda sebagai anggota InJourney saat ini. 

Dampak buruk yang dimaksud Dony adalah mendilusi atau mengurangi aset-aset yang tercatat sehat. "Financial ada alasan tidak digabung karena tadi akan mendilusi atau menghilangkan keseluruhan aset-aset yang ada di InJourney karena negatif cukup besar," ungkap dia. 

Saat ini, pemegang saham dan manajemen  Aviasi Pariwisata Indonesia sebagai induk holding masih menunggu proses restrukturisasi utang Garuda Indonesia. Harapannya, proses tersebut rampung pada 2023 mendatang. 

Setelah proses restrukturisasi utang berjalan baik dan mendapat persetujuan lessor hingga kreditur, barulah maskapai penerbangan pelat merah itu dimasukan sebagai anggota holding.

"Karena itu, mereka menunggu proses restrukturisasi baru itu dimasukkan secara finansial karena dalam Holding Aviasi. Tetapi, itu dalam proses klaster, kita berada dalam satu klaster, proses kerja sama dan lain-lainnya tentu kita sudah melakukan secara bersama-sama, tetapi secara finansial kita melihat bahwa secara finansial ada alasan tidak digabung," tutup Dony. (RAMA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement