Kabar baiknya, Tofan mengungkapkan, kinerja perkelapasawitan sudah kembali normal setelah beberapa waktu lalu diterpa banyak tantangan dalam melakukan ekspor. Sehingga dapat dikatakan hal ini baik untuk mencapai suatu industri kelapa sawit yang berkelanjutan.
"Kalau kita mengikuti dinamika di industri minyak sawit yang terjadi pada tahun 2022 ini betapa banyaknya tantangan di industri sawit nah proses recovery untuk melewati tantangan ini perlu waktu. Tapi saat ini sudah kembali normal," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan bahwa pemerintah memperpanjang kebijakan pembebasan tarif pungutan ekspor minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan turunannya hingga 31 Desember 2022. Namun, jika harga referensi CPO telah mencapai 800 dollar AS per metrik ton (MT), maka insentif itu akan dihapus.
Keputusan perpanjangan ini berdasarkan hasil rapat dengan Komite Pengarah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) pada Senin (31/10/2022).