“Lebih mem-push lagi seperti yang sudah disampaikan bahwa mem-push lagi sehingga potensi pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik, sayang kalau tidak begitu, potensi pertumbuhan ekonomi yang tidak optimal kita lakukan sulit kita mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen nantinya,” kata dia.
Di lain sisi, Muliaman mencatat potensi asset under management (AUM) yang dikelola mencapai USD982 miliar atau setara Rp15.584 triliun.
Dari jumlah AUM, USD10,8 miliar diantaranya berasal dari Indonesia Investment Authority (INA) dan sebagiannya dari nilai aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Adapun, INA dan perusahaan pelat merah bakal dicaplok BP Danantara.
Dia memastikan, pengelolaan aset akan dilakukan secara kehati-hatian. “Saya kira kita perlu hati-hati ya, potensinya bisa mencapai itu (aset),” kata dia.
Meski baru dibentuk, badan ini akan menaungi aset negara yang dipisahkan alias non Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).