“Karena harga minyak goreng terutama di Eropa, di Amerika naiknya tinggi, harga di dalam negeri ketarik (naik harganya),” ucap Jokowi.
Oleh karenanya, produsen minyak goreng di dalam negeri lebih memilih mengekspor minyak goreng dibandingkan memasok di dalam negeri sehingga terjadi kenaikan harga minyak di dalam negeri karena kelangkaan stok.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Presiden mengakui telah memutuskan beberapa kebijakan untuk mengatasi persoalan tersebut.
“Akhirnya saya stop, stop minyak goreng enggak boleh ekspor. Tetapi itu juga kebijakan yang tidak mudah,” ucap Jokowi.
Setelah ekspor minyak goreng distop, harga tandan sawit jatuh, dan ini terkait dengan 17 juta orang tenaga kerja, baik sebagai petani maupun pekerja.