Selain itu, tantangan dari peningkatan produksi minyak sawit adalah menyangkut keterbatasan lahan. Sebab, pembukaan lahan baru akan langsung berkaitan dengan isu deforestasi, sehingga salah satu jalannya untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan program peremajaan sawit rakyat.
"Kalau produksi meningkat maka B40, B50, B60 bisa dicapai. Jadi sangat tergantung, karena penggunaan itu meningkat, berarti produksi juga harus meningkat. Tapi kalau produksi tetap, maka harus kita korbankan yang lain, yang bisa kita korbankan adalah ekspor," kata Sofyan Djalil.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono menambahkan dengan meningkatkan kapasitas produksi sebesar 5 ton per hektare per tahun, maka total produksi sawit di Indonesia bisa meningkat hingga 81,5 juta ton per tahun.
"Sedangkan kalau mau mencapai 100 juta ton pada tahun 2045, kita hanya cukup membuka areal yang terdegradasi itu sekitar 3 juta hektare. Menurut kami banyak areal yang terdegradasi," kata dia.
(NIA DEVIYANA)