IDXChannel - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo, mengaku sependapat atas pandangan perlunya perluasan cakupan peran dan fungsi Direktur Keuangan (Chief Executive Officer/CFO) dalam sebuah korporasi.
Hal ini sejalan dengan makin meningkatnya tantangan ekonomi dan dunia usaha di tengah dinamika yang terjadi di level global, yang berpotensi menimbulkan kondisi ketidakpastian (uncertainty).
Guna menjaga stabilitas dan kesehatan kas perusahaan di tengah tantangan tersebut, peran CFO dinilai cukup krusial untuk tidak lagi hanya berkutat pengelolaan keuangan, melainkan juga menyiapkan strategi yang tepat dalam mengantisipasi setiap dinamika yang terjadi dalam perekonomian global.
"Tentu dengan peran yang semakin baik dan berkualitas dari seorang CFO, kita harapkan dapat mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia agar kinerjanya semakin positif dan sustain," ujar Kartika, saat hadir dalam gelaran 5th Year Anniversary CFO Club Indonesia, di Jakarta, Rabu (31/7/2024).
Sebelumnya, dalam acara tersebut, President CFO Club Indonesia, Yuanita Rohali, menekankan pentingnya partifipasi aktif dari seorang CFO guna memperluas cakupan kinerjanya di perusahaan, sebagai langkah antisipasi terhadap berbagai tantangan yang ada di industri.
Karenanya, menurut Yuanita, CFO Club Indonesia senantiasa mendorong lahirnya talent-talent CFO yang tidak hanya memiliki keahlian keuangan yang kuat, namun juga kemampuan kepemimpinan yang mampu mengarahkan perusahaan melalui perubahan dan ketidakpastian.
Dalam menghadapi masa depan, menurut Yuanita, diperlukan sosok CFO yang adaptif, inovatif, dan visioner, sehingga dapat tampil sebagai kunci keberhasilan perusahaan dalam meraih peluang di tengah ketidakpastian.
"Pada saat bersamaan, inovasi teknologi juga tidak dapat dilepaskan dari dunia bisnis dewasa ini. Perkembangan teknologi yang pesat, terutama dalam bidang kecerdasan buatan (AI), analitik data, dan otomatisasi, menawarkan peluang sekaligus tantangan bagi CFO," ujar Yuanita.
Kartika pun mengapresiasi atas peran dan sumbangsih yang telah dilakukan oleh CFO CLub Indonesia tersebut, guna memperkuat daya tahan dunia usaha di Indonesia.
Dalam konteks BUMN, Kartika pun berharap langkah-langkah serupa juga dapat dilakukan, sehingga dapat meningkatkan kualitas manajerial dalam lingkup ekosistem perusahaan BUMN.
"Untuk menuju ke sana, Kementerian BUMN juga telah melakukan berbagai langkah, misal dalam pemilihan talent (CF), kita selenggarakan internal development hingga CFO School. Jadi ada talent-talent yang memang kita didik secara spesifik," ujar Kartika.
Selain development secara internal, dikatakan Kartika, pihaknya juga tak menutup kemungkinan opsi rekrutmen dari eksternal ekosistem BUMN.
Langkah tersebut dilakukan melalui headhunter dan jalur-jalur lain, yang kemudian tetap dilakukan penyesuaian agar talent yang bersangkutan dapat menyesuaikan diri dengan nilai-nilai etos kerja yang dibangun dalam perusahaan BUMN.
"Jadi juga groom dari dalam, atau juga ambil dari market. Apa pun itu, yang pasti untuk memastikan bahwa talent yang kita rekrut benar-benar berkualitas dan punya kapasitas yang bisa diandalkan," ujar Kartika.
(taufan sukma)