IDXChannel - Pemerintah menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebanyak 1.454.828 ton pada 2023. Jumlah itu setara 194 persen dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan pemerintah.
SVP Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana mengatakan, stok pupuk bersubsidi tercatat per 13 Januari 2023. Angka stok pupuk bersubsidi diklaim mampu memenuhi kebutuhan selama beberapa minggu kedepan.
"Di awal tahun ini kita menyiapkan stok pupuk bersubsidi hingga lini III dengan total 1.454.828 ton,” ungkap Wijaya, Selasa (17/1/2023).
Stok pupuk bersubsidi tersebut terdiri dari urea dan NPK. Rinciannya Urea sebesar 992.791 ton dan NPK sebesar 462.937 ton atau masing-masing tercatat 188 persen dan 203 persen dari minimal stok yang telah ditentukan pemerintah.
Pada 2023, pemerintah melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 734 Tahun 2022 menetapkan HET pupuk bersubsidi senilai Rp2,250 per kilogram (kg) untuk pupuk urea.
Sementara, HET pupuk NPK di angka Rp2,300 per kg. Lalu, Rp3,300 per kg untuk pupuk NPK dengan formula khusus kakao.
“Dengan aturan yang sudah jelas, maka kami tidak segan untuk menindak tegas distributor hingga kios yang terbukti menjual harga pupuk diatas HET," katanya.
Wijaya memastikan pupuk bersubsidi ditujukan untuk seluruh petani yang mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan pemerintah dalam Permentan Nomor 10 Tahun 2022.
Berdasarkan beleid tersebut, petani yang berhak mendapatkan yaitu, wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN).
Kemudian, menggarap lahan maksimal 2 hektar, dan menggunakan Kartu Tani (untuk wilayah tertentu). Adapun petani dapat menebus pupuk bersubsidi pada kios-kios resmi yang telah ditentukan untuk melayani kelompok tani setempat
Kedua jenis pupuk bersubsidi diperuntukan bagi sembilan komoditas pertanian strategis yang berdampak terhadap inflasi. Kesembilan komoditas tersebut adalah padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakao, dan kopi.
(DES)