IDXChannel - Ekonomi dunia terancam mengalami resesi pada tahun 2023 mendatang. Hal ini dipicu oleh berbagai gejolak dan tekanan yang tak kunjung mereda. Menanggapi situasi tersebut, ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa ada sejumlah sektor yang rentan terdampak resesi ini.
"Sektor ritel, industri otomotif, properti, pakaian jadi, dan besi baja, kemudian rekreasi dan restoran paling terdampak," ujar Bhima kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Selasa (25/10/2022).
Dia mengatakan, ada beberapa langkah antisipatif yang perlu diambil pemerintah dalam menghadapi ancaman resesi global. Pertama, pemerintah perlu membuat paket kebijakan antisipasi resesi.
"Dalam paket kebijakan ada relaksasi pajak terutama penurunan tarif PPN menjadi 8 persen dari sebelumnya 11 persen, dan sebaiknya pemerintah melanjutkan insentif bagi industri padat karya," ungkap Bhima.
Pemerintah juga dianjurkan untuk meningkatkan porsi anggaran perlindungan sosial menjadi 4- 5 persen dari PDB dari sebelumnya 2,5 persen di 2023. Selain itu, perlu ada tambahan alokasi belanja untuk percepatan transisi energi sehingga pemerintah tidak bergantung pada fluktuasi harga minyak mentah.
Bhima menambahkan, sektor properti bisa diberi aneka stimulus dari penambahan subsidi uang muka, penambahan dana FLPP hingga suku bunga kredit konstruksi yang lebih rendah.