IDXChannel - Kinerja startup atau perusahaan rintisan di Asia Tenggara sepanjang 2022 terbilang kurang menggembirakan.
Sempat meroket ketika berada di situasi pandemi Covid-19, banyak startup yang kini harus gulung tikar dan melakukan pemutusan hubungan kerja.
Bahkan pada 2020, Indonesia memetik berkah paling banyak dari adanya ‘booming’ startup.
Berdasarkan data Statista, bahkan sebanyak 70% pendanaan startup di Asia Tenggara dialokasikan ke Indonesia pada 2020.
Banyak startup yang dianggap ‘sukses’ dan memikat hati para venture capital, sebutan bagi investor startup. (Lihat grafik di bawah ini.)
Beberapa nama pemberi modal startup di Asia Tenggara di antaranya 500 Startups, Wavemaker Partners, Partech, East Ventures, CyberAgent Capital, Gobi Partners, Golden Gate Ventures, SGInnovate, Global Founders Capital, Insignia Ventures Partners, Openspace Ventures, Qualgro dan masih banyak lagi.
Namun, perlahan pendanaan startup Asia Tenggara terlihat mulai melambat pada 2022. Dilihat dari nilai kesepakatan yang menyusut sekitar sepertiganya dari tahun sebelumnya.
Dilaporkan Nikkei Asia Review, kondisi ekonomi yang memburuk menyebabkan berkurangnya prospek dan penilaian perusahaan teknologi rintisan yang mencari modal pertumbuhan.
Pada 2021, nilai total pendanaan sempat menyentuh rekor USD25,75 miliar.
Di tahun itu, beberapa startup terbesar di kawasan ini seperti Grab di Singapura melakukan penawaran perdana di bursa saham atau go public.