IDXChannel - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengonfirmasi ada 13 perusahaan pelat merah yang masih merugi. Padahal pendapatan konsolidasi BUMN pada kuartal I-2023 menyentuh Rp730 triliun.
Pendapatan BUMN pada periode Januari-Maret 2023 naik 15 persen, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp630 triliun.
"Sampai kuartal I (2023), Alhamdulillah pendapatan kita masih naik, yang kuartal I-2022 itu Rp630 triliun, di kuartal I-2023 ini pendapatan jadi Rp730 triliun. Naik 15 persen," ujar Erick dalam Special Dialogue, ditulis Senin (15/5/2023).
Meski pendapatan perseroan negara pada awal tahun ini mengalami kenaikan, tidak semua BUMN mencatatkan keuntungan alias masih merugi.
Erick mengaku, BUMN di sektor industri aviasi dan pariwisata hingga infrastruktur masih membukukan kerugian.
Di bidang aviasi dan pariwisata, kerugian dialami oleh PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney dan anak usahanya, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC). Kerugian induk holding dan anggotanya itu lantaran dampak pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020.
Meski begitu, kinerja keuangan perseroan dipastikan berada dalam tahap pemulihan (recovery).
Di sektor infrastruktur, kerugian dialami oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA). Sementara PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) membukukan penurunan pendapatan.
Pada kuartal I-2023, Waskita mencatatkan rugi bersih senilai Rp374,93 miliar, meski turun 54,86 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2022 yaitu Rp830,63 miliar.
Pada periode serupa, WIKA membukukan rugi bersih hingga Rp521,26 miliar. Capaian ini anjlok sebesar 39,124 persen dibanding realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yang mendulang laba sebesar Rp1,33 miliar.
Sementara, ADHI membukukan penurunan pendapatan pada tiga bulan pertama tahun ini. Pendapatan usaha perusahaan periode tersebut menjadi Rp2,67 triliun atau melorot 29,55 persen dibanding kuartal I-2022 sebesar Rp3,79 triliun.
(FAY)