Di antara 41 industri yang disurvei, 22 mengalami penurunan laba. Terutama pada peleburan logam besi minus 92,7%, minyak bumi batubara dan bahan bakar lainnya minus 70,9%, peleburan logam non-ferro minus 20,0%), tekstil minus 16,4%, karet dan plastik minus 11,5%, dan industri barang logam minus 9,7%.
Menariknya, meski output sektor industri melambat, tetapi sektor industri high-tech China dilaporkan berkinerja baik.
Mengutip biro statistik nasional China, nilai tambah manufaktur berteknologi tinggi meningkat sebesar 8,7% YoY, atau naik 0,2 poin persentase pada bulan Oktober lalu.
Dalam hal produksi produk ramah lingkungan dan teknologi kecerdasan buatan (AI) seperti kendaraan energi baru, sel surya, dan stasiun pangkalan komunikasi seluler naik masing-masing sebesar 108,4%, 35,6%, dan 19,3% YoY.
Nilai tambah sektor manufaktur teknologi tinggi meningkat 10,6% yoy, meningkat 1,3 poin persentase dari bulan sebelumnya.
Namun, meskipun berkinerja bagus, jika aturan kebijakan tidak mendukung iklim bisnis untuk berkembang, sektor teknologi China bisa saja tertinggal di tahun ini.
Sementara banyak perusahaan telah memindahkan pusat produksinya dari China. Apple masih tetap bertahan, yang memproduksi iPhone Pro dari pabrik Foxconn di Zhengzhou.
Melansir Reuters, secara internasional, peran China sebagai motor ekonomi global bisa berkurang. Perlambatan ekonomi China yang terus berlanjut dan Beijing memprioritaskan keamanan atas ekonomi akan mendorong perusahaan internasional untuk mengambil tindakan.
Pemulihan Masih Tertatih
Menurut analisis Evercore ISI, masalah yang terjadi di Foxconn dapat memengaruhi produksi antara 5 hingga 8 juta unit iPhone di kuartal ke empat mendatang.
Kondisi ini dapat berdampak negatif terhadap pendapatan Apple (AAPL) sebesar USD5 miliar hingga USD8 miliar.
Diketahui pendapatan tahunan maupun kuartalan Apple menunjukkan pertumbuhan sejak 2010 hingga 2022.
Pendapatan Apple untuk kuartal yang berakhir pada 30 September lalu sebesar USD90,146 miliar, meningkat 8,14% yoy.
Pendapatan tahunan Apple untuk 2022 adalah USD394,328 miliar, meningkat 7,79% dari tahun 2021. Adapun pendapatan tahunan Apple di 2021 adalah USD365,817 miliar, meningkat 33,26% dari tahun 2020 sebesar USD274,515 miliar.
Sementara berkaca pada industri elektronik secara global dalam beberapa tahun terakhir, smartphone menyumbang pangsa pasar terbesar di sektor ini.
Menurut riset Canalys, distribusi smartphone secara global mencapai 1,35 miliar unit pada 2021, naik 7% dari 1,26 miliar unit pada 2020.
Pada periode ini, menunjukkan bahwa gangguan rantai pasokan ekonomi global telah pulih secara bertahap pasca pandemi. Di bidang Produk Cloud dan Jaringan, peertemuan online dalam berbagai aktivitas telah menjadi norma baru.
Berdasarkan DIGITIMES Research, meskipun di tahun tersebut terjadi kekurangan IC dan komponen global, pengiriman server naik 4,6% menjadi 17 juta unit pada tahun 2021. Kondisi ini terutama didorong oleh permintaan penyedia pusat data besar yang berbasis di AS dan China.
Di bidang Produk Komputasi, permintaan tablet dan PC meningkat secara signifikan pada 2021 karena adanya aktivitas online yang masif.
Untuk penjualan tablet, menurut International Data Corporation (IDC), pengiriman global di tahun 2021 meningkat 3,2% menjadi 168,8 juta unit.
Untuk penjualan PC, menurut analisis Gartner, distribusi gawai ini mencapai 339,8 juta unit pada 2021, meningkat 10%, dan menjadi pengiriman tertinggi sejak 2013. (ADF)