Sementara realisasi bea masuk (BM) sepanjang paruh pertama tahun ini tumbuh 4,6 persen menjadi Rp24,2 triliun.
"Bea masuk (BM) sebesar Rp24,2 triliun di periode Januari-Juni 2023, tumbuh 4,65%, didukung oleh kenaikan tarif efektif, pertumbuhan BM kendaraaan, dan menguatnya kurs USD meskipun terjadi penurunan basis impor," ujarnya.
Namun penerimaan cukai hasil tembakau tercatat menurun 12,61%, menjadi Rp102,38 triliun pada semester I-2023. Itu akibat penerimaan produksi pada Maret diikuti produksi April yang relatif stagnan.
Produksi hasil tembakau sampai dengan April masih turun, utamanya golongan I dan II.
"Tarif rata-rata tertimbang hanya naik 3,28%, lebih rendah dari kenaikan normatif 10%, disebabkan produksi SKM dan SPM golongan I (tarif tinggi) yang masih menurun," tuturnya.