Saat Eropa mencari pemasok lain, Moskow beralih ke para pembeli alternatif termasuk China, yang sudah terhubung dengan pipa Power of Siberia 1. Pada tahun 2022, China mengambil alih posisi Jerman sebagai pembeli utama energi Rusia.
Perusahaan-perusahaan energi China telah membayar total USD12,2 miliar untuk batu bara, gas, dan minyak dari Rusia sepanjang tahun ini, menurut Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih yang berbasis di Helsinki.
Pengiriman gas Rusia ke China melalui pipa Power of Siberia 1 mencapai rekor 15,5 miliar meter kubik tahun lalu.
Namun penjualan ke Asia itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan 155 miliar meter kubik gas yang diekspor Rusia ke Eropa sebelum perang Ukraina.
"Rusia sangat ingin mengirim gas sebanyak mungkin ke arah timur karena Eropa berusaha untuk mengurangi ketergantungannya pada gas Rusia," kata Philip Andrews-Speed, peneliti senior di Institut Studi Energi Universitas Nasional Singapura.