sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pengamat: Industri Otomotif Alami Resesi, Butuh Insentif

Economics editor Ferdi Rantung
19/05/2025 22:31 WIB
LPEM UI mengatakan industri mobil di tanah air sedang mengalami resesi. Hal itu terjadi lantaran penjualan turun dalam dua tahun beruntun.
Pengamat: Industri Otomotif Alami Resesi, Butuh Insentif. (Foto: Ferdi Rantung/Inews Media Group)
Pengamat: Industri Otomotif Alami Resesi, Butuh Insentif. (Foto: Ferdi Rantung/Inews Media Group)

Riyanto menyatakan pemberian insentif berkorelasi kuat dengan penjualan. Contohnya, dengan model regresi, penjualan berbasis baterai battery electric vehicle (BEV) yang mendapatkan insentif 57 persen lebih tinggi dibandingkan yang tidak.

Oleh sebab itu, Ia menilai, sudah waktunya pemerintah memperluas insentif pajak, seperti pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) ke ke mobil internal combustion engine (ICE),  Low Cost Green Car (LCGC) dan hybrid dengan patokan emisi.

Dia optimistis, efek insentif LCGC, HEV, dan ICE lebih besar ke ekonomi dibandingkan BEV. Saat ini, BEV menghadapi tantangan berupa kecemasan jarak tempuh dan keterbatasan infrastruktur SPKLU.

Hal ini, kata dia, membuat BEV lebih diburu pemilik mobil kedua dan ketiga, bukan mobil pertama. Sebaliknya, mobil ICE, LCGC, dan HEV berpeluang menjadi mobil pertama, karena tak menghadapi tantangan tersebut.

“Dalam jangka pendek, perlu kebijakan fiskal seperti saat pandemi, entah itu diskon PPN atau PPnBM untuk menyelamatkan industri dari krisis. Hal yang penting adalah harga kendaraan turun,” ungkap dia.

Dalam jangka panjang, dia menyatakan, pemerintah perlu membuat kajian untuk menemukan tarif pajak ideal dari sisi industri dan negara. Intinya, jangan sampai industri dan masyarakat terbebani pajak yang kini 40 persen lebih.

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement