Bhima mewanti-wanti bahwa proyek kereta cepat akan bernasib sama dengan kereta bandara di Palembang dan Kertajati karena dari segi penggunaan yang dibilang masih ada opsi lain.
"Bisa bernasib sama dengan kereta bandara di Palembang dan Kertajati yang sama-sama di Bandung, suatu pelajarannya memang jadi nanti diharapkan sumber pertumbuhan ekonomi baru," katanya.
"Kalau pendapatan dari kereta cepatnya ini akan jadi subsidi silang untuk pembangunan kota-kota baru yang ada di sekitar wilayah kereta cepat Jakarta-Bandung, misalnya ada Walini sebelumnya kemudian ada di Karawang, nah ini harapannya akan ada pembangunan properti misalnya ataupun ada Super Mal atau industri baru," imbuhnya.
Lebih lanjut menurut Bhima, kalau kita lihat adanya pembengkakan biaya kereta cepat dan stasiun Walini yang tadinya dijadikan destinasi transit kereta cepat ini di block, maka akan timbul pertanyaan, subsidi silang untuk biaya tiket operasionalnya akan diperoleh dari sumber mana lagi. (NDA)