Perumahan dengan nama Bumi Svarga Asri itu saat ini telah terbangun hampir 100 unit. Stok rumah ini sudah terjual sekitar 50 unit dan 20 unit di antaranya sudah serah terima dengan konsumen. Dia berharap seluruh unit bisa terjual dalam dua tahun ke depan.

Yudi mengungkapkan, harga rumah MBR tersebut dibanderol Rp165,5 juta dengan harga riil sekitar Rp150 juta karena berbagai keringanan dari pemerintah, termasuk subsidi uang muka Rp4 juta. Dengan bantuan itu, konsumen cukup merogoh Rp1 juta untuk uang muka dan cicilan bulanan flat Rp1,05 juta dengan tenor 20 tahun.
Selain harga pemanfaatan yang kompetitif, kata Yudi, lahan HPL Badan Bank Tanah juga memiliki berbagai kemudahan bagi pengembang MBR seperti pembayaran yang memiliki tempo hingga relasi yang kuat dan kooperatif dengan Badan Bank Tanah, terutama soal sosialisasi perkembangan aturan di bidang perumahan.
"Kemudian sertifikat HPL saat dipindah ke kami juga menjadi HGB (Hak Guna Bangunan). Tidak ada bedanya dengan yang lain, hanya masalah administrasi. Setelah sepuluh tahun, (HGB) bisa naik SHM (Sertifikat Hak Milik)," katanya.

Perumahan MBR yang dikembangkan di Kendal, Jawa Tengah oleh Asatu merupakan kolaborasi Badan Bank Tanah dengan lembaga-lembaga lain, yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), BP Tapera dan, Pemerintah Kabupaten Kendal. Selain Kendal, Badan Bank Tanah juga melakukan pilot project serupa di daerah-daerah lain seperti Jabodetabek, Brebes, dan sebagainya.

(Rahmat Fiansyah)