sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pengembangan Kabel Optik Bawah Laut Perkuat Sistem Deteksi Dini Tsunami di RI

Economics editor Jonathan Simanjuntak
31/05/2025 00:12 WIB
BMKG mendukung pengembangan teknologi sistem deteksi dini tsunami menggunakan kabel optik bawah laut.
Pengembangan Kabel Optik Bawah Laut Perkuat Sistem Deteksi Dini Tsunami di RI. (Foto Istimewa)
Pengembangan Kabel Optik Bawah Laut Perkuat Sistem Deteksi Dini Tsunami di RI. (Foto Istimewa)

IDXChannel - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendukung pengembangan teknologi sistem deteksi dini tsunami menggunakan kabel optik bawah laut. Pengembangan teknologi itu kini tengah dilakukan oleh Universitas Gajah Mada (UGM) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

Kepala BMKG Dwikorita Karnavati menyampaikan teknologi itu sangat cocok bagi Indonesia. Sebab, kabel laut optik sudah sangat banyak digelar dan menjadi backbone pertukaran data dan informasi antarpulau.

"Setiap upaya untuk memperkuat mitigasi bencana, khususnya melalui inovasi teknologi, sangat kami hargai. Kerja sama antara kampus dan industri seperti UGM dan Telkom adalah bagian penting dari ekosistem kolaboratif yang kita butuhkan dalam menghadapi ancaman gempa megathrust dan tsunami," ujar Dwikorita di Jakarta, Jumat (30/5/2025).

Menurut Dwikorita, jika kabel laut optik dapat digunakan untuk mendeteksi tsunami, maka akan dapat meratakan distribusi sensor ke seluruh wilayah Indonesia. Ini termasuk wilayah laut yang sekarang masih jarang terdapat sensor.

BMKG, kata Dwikorita, juga memastikan siap untuk memfasilitasi proses uji coba dan bahkan melakukan integrasi teknologi itu ke BMKG. Upaya ini dilakukan semata-mata untuk menciptakan sistem peringatan dini yang makin adaptif yang berdaya lindung tinggi.

Apalagi, ujarnya, ada potensi bencana megathrust yang mengancam kawasan Indonesia.

"Inilah saatnya kita memperkuat sinergi antarsektor. Negara ini butuh ekosistem inovasi yang mampu menjawab tantangan kebencanaan secara konkret dan terintegrasi," kata dia.

Namun, dia menegaskan, setiap teknologi yang dikembangkan dan akan digunakan dalam sistem peringatan dini nasional (InaTEWS) harus terlebih dahulu melalui tahapan uji kelayakan dan kesesuaian standar nasional, guna memastikan akurasi dan keandalan operasional.

"Sistem peringatan dini tsunami bukan sekadar persoalan teknologi, tetapi soal kecepatan, ketepatan, koordinasi antar lembaga dan akurasi informasi yang berdampak langsung pada keselamatan jutaan jiwa dan kerugian finansial yang sangat besar pada kegiatan ekonomi," kata dia.

"Oleh karena itu, integrasi teknologi ke dalam sistem InaTEWS harus memenuhi standar yang ketat dan dapat diuji dalam kondisi darurat nyata," ujarnya.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement