"Terseret oleh mobil-mobil utama, pertumbuhan ekspor yang lamban akan berlangsung selama sisa tahun 2021," lanjut Katagi.
Berdasarkan wilayah, ekspor ke China, sebagai mitra dagang terbesar Jepang, meningkat 9,5% dalam 12 bulan hingga Oktober. Namun nilai ini justru lebih rendah dari 10,3% di bulan sebelumnya karena pengiriman mobil ke negara itu turun 46,8%.
Pengiriman ke AS, pasar utama lainnya untuk barang-barang Jepang, tumbuh hanya 0,4% pada Oktober, juga dibebani oleh penurunan ekspor mobil, yang turun 46,4%.
Impor naik 26,7% pada tahun ini hingga Oktober, di bawah perkiraan untuk kenaikan 31,9%, membawa neraca perdagangan menjadi defisit JPY67,4 miliar (USD586,60 juta), dibandingkan dengan perkiraan median defisit sebesar JPY310,0 miliar.
Data pemerintah terpisah menunjukkan pesanan core machinery, yang berfungsi sebagai indikator utama belanja modal dalam enam hingga sembilan bulan mendatang, datar pada September dari bulan sebelumnya, meleset dari harapan kenaikan 1,8%.